.mega-menu ul, .mega-menu ul li {list-style: none;} .mega-menu ul {position: relative; padding: 0; margin: 0;} .mega-menu ul li ul {display: none;} .mega-menu .sub {display: none;} .mega-menu .sub ul {display: block;} #mega-menu-1 { font: normal 13px Arial, sans-serif; list-style: none; position: relative; padding: 0; margin: 0; } #mega-menu-1 .sub ul { display: block; } #mega-menu-1 { background: #222; width: 100%; height: 40px; position: relative; } #mega-menu-1 li { float: left; margin: 0; padding: 0; font-weight: bold; } #mega-menu-1 li a { float: left; display: block; color: #fff; padding: 12px 25px; background: #222; text-decoration: none; } #mega-menu-1 li.mega-hover a, #mega-menu-1 li a:hover { background: #CCC; color: #000; } #mega-menu-1 li .sub-container { position: absolute; } #mega-menu-1 li .sub { background: #efefef; padding: 15px; border: 1px solid #ccc; } #mega-menu-1 li .sub .row { width: 100%; overflow: hidden; clear: both; } #mega-menu-1 li .sub li { list-style: none; float: none; width: 170px; font-size: 1em; font-weight: normal; } #mega-menu-1 li .sub li.mega-hdr { margin: 0 10px 10px 0; float: left; } #mega-menu-1 li .sub li.mega-hdr.last { margin-right: 0; } #mega-menu-1 li .sub a { background: none; color: #111; padding: 7px 10px; display: block; float: none; font-size: 0.9em; } #mega-menu-1 li .sub li.mega-hdr a.mega-hdr-a { padding: 5px 15px; margin-bottom: 5px; background: #6B6B6B; text-transform: uppercase; font-weight: bold; color: #fff; } #mega-menu-1 li .sub li.mega-hdr a.mega-hdr-a:hover { color: #000; } #mega-menu-1 .sub li.mega-hdr li a { padding: 4px 5px; font-weight: normal; } #mega-menu-1 .sub li.mega-hdr li a:hover { color: #a32403; background: #efefef; } #mega-menu-1 .sub ul li { padding-right: 0; } #mega-menu-1 li .sub-container.non-mega .sub { padding: 10px; } #mega-menu-1 li .sub-container.non-mega li { padding: 0; width: 190px; margin: 0; } #mega-menu-1 li .sub-container.non-mega li a { padding: 7px 5px 7px 22px; } #mega-menu-1 li .sub-container.non-mega li a:hover { color: #a32403; background: #efefef; }

Senin, 10 Februari 2014

Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

                       
Tentu sebagian dari kita sering mendengar tentang Teori Hirarki Kebutuhan Maslow. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Abraham Maslow, seorang psikolog dari Amerika dan menjadi seorang pelopor aliran psikologi humanistik. Nama lengkapnya Abraham Harold Maslow, dilahirkan di kawasan padat Brooklyn, New York pada tanggal 1 April 1908. 


Teori Kebutuhan Maslow ini sangat populer dipelajari di perguruan-perguruan tinggi, terutama pada disiplin ilmu-ilmu sosial. Teori ini sering dibahas pada beberapa mata kuliah yang pernah saya pelajari di STISIP Mbojo Bima. Maslow menggunakan piramida untuk mengilustrasikan gagasannya tentang teori hirarki kebutuhan. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Kebutuhan fisiologis atau dasar
  2. Kebutuhan akan rasa aman
  3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
  4. Kebutuhan untuk dihargai
  5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

 

1. Kebutuhan Fisiologis

Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat estrim (misalnya kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs).

2. Kebutuhan Rasa Aman

Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas dan sebagainya. Karena adanya kebutuhan inilah maka manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.

3. Kebutuhan Dicintai dan Disayangi

Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll.  Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.

4. Kebutuhan Harga Diri

Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.

Meta Kebutuhan dan Meta Patologi

Menurut Maslow, meta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari:
1.Kebenaran 
2. Kebaikan  
3.Keindahan atau kecantikan  
4. Keseluruhan (kesatuan) 
5. Dikotomi-transedensi 
6. Berkehidupan (berproses, berubah tetapi tetap pada esensinya) 
7. Keunikan 
8. Kesempurnaan 
9. Keniscayaan 
10. Penyelesaian  
11. Keadilan 
12.Keteraturan
13. Kesederhanaan 
14. Kekayaan (banyak variasi, majemuk, tidak ada yang tersembunyi, semua sama penting) 
15. Tanpa susah payah (santai, tidak tegang) 
16.Bermain (fun, rekreasi, humor) 
17. Mencukupi diri sendiri

Menurut Maslow, jika dari 17 meta kebutuhan di atas tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti:
1. Apatisme
2. Kebosanan
3. Putus asa
4. Tidak punya rasa humor lagi
5. Keterasingan
6. Mementingkan diri sendiri
7. Kehilangan selera dan sebagainya

Salah satu tujuan penelitian adalah untuk  mengetahui kebenaran teori yang sudah ada. Dan setelah Teori Maslow ini muncul pula teori-teori para ahli yang lain, baik teori yang memperkuat maupun teori yang mengritik Teori Maslow itu sendiri.

Walaupun Teori  Hirarki Kebutuhan Maslow ini sangat populer dan kerap dipelajari di perguruan-perguruan tinggi, akan tetapi bukan berarti teori ini adalah sebuah   teori yang sempurna. Pada perkembangannya, teori ini juga mendapatkan kritik. Hal ini dikarenakan adanya sebuah loncatan pada piramida kebutuhan Maslow yang paling tinggi, yaitu kebutuhan mencapai aktualisasi diri. Kebutuhan itu sama sekali berbeda dengan keempat kebutuhan lainnya, yang secara logika mudah dimengerti. Seakan-akan ada missing link antara piramida ke-4 dengan puncak piramida. Seolah-olah terjadi lompatan logika. Di sisi lain, Maslow juga  berpendapat bahwa  kita harus memenuhi tingat kebutuhan yang lebih rendah baru dapat memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Memang idealnya seperti itu, tetapi pendapat tersebut bukanlah sesuatu hal yang mutlak. Sejatinya, bukankah bisa saja kita memenuhi salah satu tingkat kebutuhan yang lebih tinggi tanpa harus memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih rendah? Bagaimana menurut Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar